Pada awal tahun 2013 teman saya yang
bernama dito datang ke rumah, kedatangannya sebetulnya cuma iseng main saja.
Ngobrol kesana kemari lalu sampai pada pembicaraan mengenai rencana kedepan
pada tahun 2013 ini, dia bertanya ,
‘tahun ini ada rencana pameran
dimana?’
‘tahun ini aku berencana membuat
pameran tunggal, yaitu KW 2 #2.
Pameran ini adalah kesinambungan dari
pameran KW 2 #1 di Kedai Kebun Forum tahun 2011 yang lalu. Rancangan ide dan
konsep pameran sudah kubuat tapi masih belum fix, masih harus mempertajam
gagasan dan ide.
‘kamu mau nyablon karya karya lukisan
lagi terus dibikin poster?’
‘enggak, kali ini tidak ada poster
yang dicetak menggunakan teknik silkscreen lagi, KW 2 #2 akan bercerita tentang
museum seni rupa yang ada di Indonesia’
dito manggut manggut lalu kemudian
kami keluar makan di angkringan.
gerobak untuk berjualan poster di pinggir jalan | pameran KW 2 #1
Dan pada beberapa bulan kemudian, masih sambil memikirkan tentang bentuk pameran KW 2 #2, saya bertemu Malcolm, setelah sebelumnya kami bertemu saat dia membeli semua poster yang aku pamerkan di pameran projek KW 2 #1 di Kedai Kebun Forum 2 tahun yang lalu. Pada tahun 2012 dia juga datang di pameran ‘Mukamalas Silkscreen’ di Lir, pada waktu itu dia juga membeli beberapa poster yang aku pamerkan disana. Malcolm juga tertarik pada silkscreen karena sebelum aku pameran di Lir dia terlebih dulu memamerkan karya silkscreennya disana, pada waktu itu aku juga membantu mencetak karyanya.
Lalu pada bulan November 2012 di sela
sela acara presentasi residensi koganecho oleh elia di Kunci, Malcolm memberi
tau kalau dia berencana membuat space yang berfungsi sebagai studio silkscreen
dan galeri. Saya manggut manggut seperti dito, lalu dia juga bilang kalau aku
tertarik, aku bisa berkolaborasi untuk mengurus space itu. Aku berhenti manggut
manggut karena terkejut dengan ajakan itu, tapi aku tetap kalem dan manggut
manggut lagi tanda setuju. Baru setelah masuk tahun 2013 kami bertemu lagi,
ngobrol kesana kemari merencanakan pembuatan space tersebut. Beberapa pertemuan
sudah kita lalui sampai tiba kita mencari rumah yang bisa kita sewa. Beberapa
hari mencari lalu pilihan tempatnya ada di daerah Minggiran, tepat di sebelah
timur lapangan Minggiran. Dulu tempat itu adalah studio musik, waktu aku SMSR
pernah latihan musik di sana, aliran musik yang kami bawakan ‘grunge’. Lalu
pada sekitar tahun 2006/2007 studio itu kebakaran karena konslet pada arus
listrik, setelah kejadian itu tempat itu total tidak berfungsi. Studio musik
tutup, alat alat musik yang tersisa dijual dan tempat itu dibiarkan kosong
tidak terpakai sampai kami datang untuk menyewa. Setelah beberapa kali
negosiasi dengan pemilik rumah akhirnya kita berhasil menyewa tempat tersebut.
Karena rusak habis kebakaran maka harus ada renovasi di beberpa bagian
tertentu, ada dua lantai pada bangunan tersebut, lantai bawah kami renovasi
untuk galeri, lantai atas untuk studio. Kami mempercayakan kepada pak joko dan
teman temannya untuk merenovasi tempat itu, sekitar tiga minggu mereka lewati
dan akhirnya tempat itu jadi dan siap digunakan.
Pada bulan mei kami mengundang pak RT/RW
dan beberapa teman untuk datang di acara ‘selamatan’ tempat itu. Acaranya
sederhana, ada beberapa snack dan nasi tumpeng yang disiapkan mbak eli untuk
malam itu. Mbak eli adalah istri dari pemilik rumah, kebetulan dia punya bisnis
katering, jadi nasi tumpeng yang dia buat otomatis lezat. Acara selamatan
selesai dan mulai besok kami bisa mulai bekerja di studio itu.
‘oh iya, dan nama tempat ini adalah
‘Krack!’.
Untuk memulai kegiatan di krack! Kami
membuat pameran perdana, pameran yang kami buat adalah pameran silkscreen, ada
22 seniman yang ikut berpameran diantaranya adalah; Nindityo adi purnomo, Agung kurniawan, Mella jaarsma, Anneke fitrianti, Terra bajraghosa, Iwan effendi, Riapapermoon, Fitri DK, Tere agustin, Methodos, Sulung widya, Iyok prayoga, Ryan,
restu, Bayu widodo, Rudi hermawan, Hendra blangkon, Deni rahman, Oik, Hendra hehe, Malcolm smith dan saya sendiri. pameran ini sekaligus menjadi acara launching
Krack! studio.
Konsep pamerannya sederhana, kami
mengajak semua seniman untuk membuat karya silkscreen untuk pameran perdana
ini. Tidak semua seniman menguasai teknik silkscreen, ada beberapa yang paham
benar, ada yang sedikit tau, dan bahkan ada yang tidak tau sama sekali. Dari
sini kemudian ada proses kolaborasi antara Krack! dan seniman, bentuk
kolaborasinya adalah membuat interpretasi dari sumber karya seniman yang
berbeda beda menjadi karya silkscreen. Ada beberapa seniman datang membawa
karya cat airnya, karya drawingnya, karya potonya, karya kolasenya dan beberapa
karya yang bermacam jenisnya. Lalu kita berdiskusi untuk membuat bentuk visual
dari karya para seniman yang ada menjadi
bentuk visual yang memungkinkan untuk di aplikasikan ke dalam medium silkscreen
tanpa mengurangi feel dari karya sebelumnya. Selama kurang lebih 1,5 bulan kami
bekerja di krack studio untuk mencetak semua karya seniman itu, tanpa bantuan dari
rudi hermawan sebagai tenaga print dan bagus sebagai tenaga afdruk screen semua
pasti tidak terlaksana dengan baik.
Dan berikut ini poto dokumentasi pembuatan pameran perdana, diambil dari akun instagram saya:
Sampai pada detik saya menulis blog
ini sebetulnya pameran perdana sudah selesai, tapi setiap hari kami ke krack
untuk bekerja membuat projek kemudian. Sudah ada 4 seniman yang akan berpameran
di krack! Pada tahun ini dan sudah ada beberapa commission work yang kita
kerjakan. Jadi silahkan datang ke krack! Setiap hari kami di sana kecuali hari
Minggu, dan silahkan kunjungi web. kami di sini.
Kemudian rencana pameran KW2 #2 tahun ini akhirnya sedikit tertunda, dito belum main lagi ke rumah saya untuk menagih janji rencana pameran KW2 #2, jadi saya akan diam saja.
Kemudian rencana pameran KW2 #2 tahun ini akhirnya sedikit tertunda, dito belum main lagi ke rumah saya untuk menagih janji rencana pameran KW2 #2, jadi saya akan diam saja.
prihatmoko moki/ 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar